Story About A, Part5
“Anna!
Alifia! Lo berdua ngapain sih? Plis deh, jan cuma karena cowok kalian jadi
debat serius kek gini! Emang seharusnya itu nggak ada nama nya cinta diantara
kita berlima! Kita itu sahabat, dan selama nya akan menjadi sahabat! Nggak
lebih dan nggak kurang. Kalo emang udah takdir cinta, pasti nggak bakal serumit
ini!” Bentak Anisa yang sudah tak kuat dengan seruan Alifia dan Anna yang terus
saja berdebat soal cinta dan perasaan.
“Kalo emang Alfa suka sama lo, dia
pasti bakal perjuangin lo dan nggak jalan sama cewek lain, Alifia! Dan lo Anna,
kalo perasaan lo selama ini tersiksa, yaudah lepas Afnan. Coba sedikit-demi
sedikit lupain cinta lo sama dia. Lo tau Afnan orangnya kek gimana. Lo harus
bisa—“
CEKLEK!
“Ada apa ini teriak-teriak?” Anna, Alifia
dan Anisa menoleh pada sosok itu yang membuat mereka terkejut setengah mati.
Anisa bangkit dari duduk nya lalu menghampiri Afnan dan Alfa yang berada
diambang pintu.
“Gue mau—“ Ujar Alfa tertahan karena
sebelum benar-benar berbicara Anisa mendorong Alfa dan Afnan keluar dan menutup
pintu dengan keras. Anisa kali ini memang benar-benar kesal.
Setelah insiden demikian, kamar yang
tadi riuh kini sepi. Mereka bertiga tidak tidur, tidak pula saling berbicara.
Hanya diam ditempat masing-masing. Alifia sibuk dengan ponsel nya diatas kasur,
Anna terduduk diam didepan meja rias sambil membuka-buka majalah, sementara
Anisa duduk disofa kamar sambil menatap serius laptop nya.
Hingga pagi pun semua tak kunjung
kembali normal. Afnan dan Alfa, para lelaki yang tidak tau apa-apa hanya bisa
ikut diam dan mengobrol berdua saja tanpa ditemani para gadis. Anna dan Anisa
yang biasa membuat riuh hanya bisa bertatap tanpa kata, juga Alifia yang tak
kunjung membuka suara.
Maka dimulai sejak pagi itu, tak
pernah ada lagi obrolan dan candaan diantara mereka. Pun belum terungkap
kebenaran tentang hubungan Alfa dengan Sinta. Dan sehari setelah itu, mungkin
karena terlalu lelah mereka memutuskan untuk pulang ke rumah masing-masing dan
mempersiapkan diri untuk kuliah.
Singkat cerita, mereka kini tengah memasuki
kampus yang berbeda. Tugas yang banyak membuat mereka sibuk hingga tak pernah
ada waktu untuk berkumpul kembali. Bahkan untuk sekedar menghubungi satu sama
lain saja begitu sulit.
‘Liburan
semester nanti harus bisa jalan bareng ya!’ Tulis Anisa disebuah grup
whatsapp yang sudah mereka buat sejak SMA dan terbengkalai semenjak prom night
berakhir. Dan karena pesan yang dikirim Anisa tersebut, obrolan mereka mulai
mengalir dengan santai kembali. Candaan kini sudah mulai menghampiri. Namun,
tetap saja entah apa sebabnya obrolan mereka terlihat begitu berbeda.
“Anna!” Seru seorang gadis dari
kejauhan. Mungkin karena terlalu jauh Anna tak dapat melihat dengan jelas wajah
itu. Seorang gadis dengan rambut panjang dan dress biru pendek juga tas orange
yang tergantung indah dipundaknya.
“Alifia?” Ujar Anna pelan karena
tidak yakin dengan dugaan nya bahwa gadis itu adalah Alifia.
“Hei! Ini gue!” Seru gadis itu lagi
mendekat sambil sedikit berlari.
“ALIFIA!” Teriak Anna karena kini ia
sudah dapat melihat wajah gadis itu dengan jelas. Mereka sama-sama berlari
menghampiri lalu memeluk satu sama lain.
“Yaampun gue kangen banget!”
“Gue juga! Lo dari tadi gue panggil
ngga ngeh ih!”
“Yee lu kan tau mata gue rada
minus.” Ucap Anna sambil melepas pelukan hangat Aliifa.
“Makanya tuh kacamata dipake, jan
dibawa mulu!”
“Iya deh iyaa. Hm, jadi gimana?”
“Ya gini deh, lo bisa lihat lah ya.”
Jawab Alifia. Mereka akhirnya duduk disebuah bangku taman sore itu. Mereka
mulai saling bercerita tentang pengalaman baru dikampus yang mereka tempati.
“Ini foto nya. Nama nya Andre. Dia
tinggi banget, wajahnya juga lumayan sih.” Ujar Alifia memperlihatkan sebuah
foto di handphone nya. Ia baru saja menceritakan soal orangtua nya yang
memperkenalkan ia dengan anak teman SMA orangtua Alifia dulu. Di foto itu
terlihat seorang lelaki tinggi dengan rambut hitamnya sedang memegang seekor
kucing abu-abu milik Alifia.
“Jadi, ceritanya lo dijodohin? Ah,
gue ngga setuju. Mending sama si Alfa aja!”
“Enggak, nggak tau maksudnya. Lagian
gue juga nggak suka, ih. Mama gue ngebebasin gue buat milih cowok kok. Gue juga
nggak mungkin lepas Alfa gitu aja. Lo kan tau gue udah punya perasaan sama dia
sejak SD.” Jelas Alifia.
“Iya juga sih.” Ujar Anna mengangguk
karena ia tau, seberapapun Alifia dipaksa ia akan tetap memilih satu hati,
Alfa.
“Terus gimana hubungan lo sama Alfa
sekarang? Udah baikan? Trus Alfa sama Sinta gimana?”
“Udah baikan sih. Alfa ngirimin gue
pesan WA gitu trus jelasin tentang hubungan nya sama Sinta. Katanya Sinta itu
saudara nya, anak dari adik ibunya.”
“Ini, lo baca aja chattingan gue
sama dia. Kesan nya kek gimana gitu.” Lanjut Alifia lagi-lagi mempelihatkan
sesuatu di handphone nya pada Anna.
“Kok kayak orang PDKT ya? Oh iya! Dia kan emang punya
perasaan sama lo dari dulu. Wah, udah mulai terbuka nih si Alfa, Kenapa lo
nggak jujur aja kalo lo juga punya perasaan sama dia?” Seru Anna menyadari
sesuatu.Mungkin karena kesibukannya ia sampai melupakan tentang cinta Alfa dan
Alifia yang ternyata saling terbalaskan.
“Ya kali, An. Kalo nyatain perasaan
segampang lo balikin tangan sih udah gue nyatain dari dulu. Toh, gue cewek.
Mana mungkin gue yang duluan nyatain cinta.” Ujar Alifia.
“Bener juga sih. Lagian si Alfa
kagak peka-peka ih sama lo. Sebel gue jadinya.”
“Kan lu yang bilang sendiri, akan
ada waktu dimana semua yang kita rasakan terungkap dengan atau tanpa
sendirinya.”
“Ah, bener juga sih.”
Hari mulai beranjak malam, membuat
semua sinar asri bumi hilang dan tergantikan dengan sinar dari bola-bola bulat
beraliran listrik disetiap rumah. Anna telah berada dirumah setelah beberapa
jam lalu berjumpa dengan Alifia disebuah taman dekat kampusnya. Ia bahagia
karena dapat bertemu lagi setelah sekian minggu dan bulan ia jalani bersama
teman-teman baru nya yang memiliki sifat sangat berbeda dengan sahabatnya itu.
Satu bulan berlalu. Setelah beberapa
minggu lalu Anna dan Alifia bertemu, mereka langsung memutuskan untuk pergi
kerumah Anisa di keesokan harinya. Berkat kunjungan itu, muncul rencana untuk
berkumpul berlima yang dijadwalkan pada pagi ini.
Ditaman tempat mereka berkumpul kini
tengah berdiri seorang Anna, Anisa dan Alifia dipinggiran danau. Mereka bertiga
menunggu kedatangan Alfa dan Afnan.
“Hai! Maaf ya telat!” Seru Alfa
menghampiri. Ia terlihat lelah karena baru saja berrlari demi tak mendapat
ocehan dari Anna, Anisa dan Alifia karena ia telat setengah jam.
“Huh, dasar! Capek tau nunggu, Afnan
mana?” Sewot Anisa.
“Masih dibelakang noh. Tadi gue
tinggalin waktu diparkiran.”
Setelah beberapa saat akhirnya Afnan
datang dan membawakan mereka minuman dan makanan ringan. Mereka menggelar kain
tipis dipinggiran danau dan duduk diujungnya. Bahagia, itulah yang dirasa. Sekian
lama tidak bertemu dan bercanda akhirnya dapat melakukan nya lagi walau hanya
dalam waktu singkat.
“Alifia ganti yang cerita, gih!
Daritadi kita mulu deh yang ngobrol.” Ujar Afnan, karena dari tadi entah Alifia
atau Alfa hanya diam tak berbicara. Namun, Alfa masih bisa tertawa dan
menanggapi candaan yang lain, tidak dengan Alifia yang hanya diam dan terseyum
simpul menanggapi Anna, Anisa dan Afnan.
“Hm? Cerita apa? Gue nggak punya hal
menarik yang bisa diceritain.”
“Mungkin cerita tentang Andr—“
“Sst, cuma lo yang tau, yang lain
jan sampe ikutan tau deh!” Bisik Alifia pada Anna yang baru saja ingin
mengatakan nama Andre didepan mereka.
“Bisik-bisik apa hayo!” Seru Anisa
dan Afnan bersama.
“Nggak kok. Udah jam segini nih.
Kalian nggak pada dicariin bokap nyokap apa?” Ujar Alifia mencari bahasan lain.
“Iya juga, ih. Udah jam segini,
pulang aja yuk!” Timpal Alfa menambah karena mungkin ia juga mulai risih dengan
keadaan.
“Yailah guys, baru juga beberapa jam
kita kumpul masa sekarang pada mau pulang? Jarang-jarang lo bisa kumpul kayak
gini. Sekarang udah susah ngatur jadwal bareng lagi.” Seru Anisa yang mendapat
anggukan dari Anna dan Afnan.
“Kan bentar lagi liburan semester.
Kita bisa jalan bareng kan, lebih lama lagi!” Seru Alifia. Beberapa detik selanjutnya
mereka setuju untuk pulang dan berkumpul lagi diliburan semester minggu depan.
BERSAMBUNG
Terimakasih yang udah baca^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar