Story
About A
“Dapat kelas apa?” Tanya seorang
lelaki muda berbaju hitam putih khas siswa orientasi di sekolah baru.
“X MIA 3” Jawab gadis itu yang baru
saja melihat lembaran kertas bertuliskan nama-nama siswa baru yang tertempel di
papan mading.
“Loh, sama. Gue juga di kelas itu”
“Wah, kita satu kelas lagi dong.
Yaampun membosankan sekali!” Seru gadis tersebut cekikikan mengingat sewaktu SD
dan SMP yang selalu satu kelas bersama lelaki didepannya itu.
“Oh jadi gitu, ya? Lo nggak suka
satu kelas sama gue? Okay jadi sekarang—“ Ujar lelaki itu berhenti dan dengan
seketika tangan nya menyusup diantara pinggang gadis itu dan menggelitiki nya.
“Af, berhenti! AAAKKHHH, geli!” Seru
gadis itu berlari-lari kecil menghindari tangan jahil milik Afnan.
“Hei Afnan, Anna, lo berdua lagi
ngapain?”
“Alifia! Tolongin gue!!” Anna
berlari ke belakang Alifia untuk berlindung dari Afnan. Alifia adalah teman
yang paling dekat dengan Anna. Mereka berteman sejak SMP bersama 9 orang
lainnya yang membentuk satu geng. Namun, mereka bersebelas kini tengah terpisah
karena keputusan memilih SMA yang berbeda.
“Dasar! Kalian ini, sudah berteman
lama masih saja suka bertengkar. Lo berdua dapat kelas apa? Gue di kelas X MIA
2”
“X MIA 3. Yahh kita nggak sekelas
dong?” Jawab Anna kecewa. Padahal ia ingin sekali satu kelas dengan Alifia.
“X MIA 3? Alfa juga di kelas itu!”
“Beneran? Yes! Sekelas sama Alfa!
Gue masuk kelas duluan ya!” Seru Afnan sambil berlari kegirangan karena satu
kelas dengan Alfa. Alfa adalah teman dekat Afnan ketika di SMP. Walau dahulu
mereka tidak satu kelas tapi mereka sering sekali bermain bersama.
“Tuhan! Udah satu kelas bareng
Afnan, satu kelas pula bareng Alfa!”
“Lo nggak suka satu kelas sama
mereka? Gue malah pengen satu kelas bareng Alfa!” Ujar Alifia pelan saat
mengatakan ingin satu kelas dengan Alfa.
“Kenapa? Lo suka sama Alfa? Hayo!”
Goda Anna.
“Ih, apaan, nggak! Gue cuma pengen tau aja Alfa kayak gimana kalau
dikelas, masih sama apa nggak kayak dulu waktu satu kelas sama gue di SD,
gitu!”
“Ah, masa?”
“Ih, udah ah. Masuk kelas aja yuk!
Kelas lo sama gue sebelahan kan?”
Pagi itu, kelas pertama dimulai.
Kelas perkenalan dengan orang-orang baru tentunya. Namun sayang, Alifia dan
Anna tidak satu kelas. Padahal sedari
awal Anna melaksanakan MPLS di SMA ini, ia berharap untuk satu kelas bersama
Alifia dan jauh dari Afnan, agar perasaan yang ia pendam selama beberapa tahun
ini pun lambat laun akan menghilang.
“Hei An, duduk disini. Biar dekat”
Seru Alfa mendahului Afnan berbicara.
“Nggak ah, males duduk didepan
kalian.” Ujar Anna cuek. Ia mengedarkan pandangan kesekeliling kelas. Namun
tidak ada bangku kosong lain selain didepan Alfa dan di pojok kelas. Anna tentu
tak pernah menginginkan untuk duduk dipojok karena ia yakin tidak akan bisa
fokus saat menyimak pelajaran.
“Beruntung lo kita cariin duduk
didepan kita, dari pada lo dibelakang sono ntar nggak kelihatan. Lo kan kecil”
Sahut Afnan yang dibarengi tawa kecil Alfa saat menyadari hanya tersisa 2
bangku kosong.
“Iya-iya, terimakasih Alfa dan
Afnan. Kalian sungguh sangat baik!” Seru Anna dengan senyum paksaan saat
mengatakan bahwa Afnan dan Alfa baik. Terkadang sifat mereka memang sama
seperti anak kecil yang suka meledek satu sama lain. Maklum saja, mereka memang
sudah berteman lama.
“Gimana Alifia? Dia satu kelas sama
siapa?” Tanya Alfa saat Anna baru saja sampai dibangku, bahkan belum sempat
untuk duduk.
“Kenapa? Kok lo perhatian gitu?
Jangan-jangan..”
“Ssttt, lo kan memang tau kalo gue
punya perasaan sama dia. Jangan sampe orang-orang ikutan tau akan hal ini deh!”
Timpal Alfa sewot menanggapi Anna yang masih saja suka meledeknya untuk
mendapat kepastian apakah Alfa benar-benar menaruh hati pada Alifia.
“Lagian kenapa nggak ngomong aja sih
sama dia? Jujur dikit kek, biar legaan noh hati lo”
“Ogah! Ntar dia malah ngga mau
temenan sama gue lagi, gimana?”
“Ah, tapi kayaknya dia juga suka
sama lo deh Al”
“Masa? Lo jan bikin gue baper deh!”
“Tuh kan, males deh gue ngasih tau,
lo nggak pernah percaya sama gue ih!” Kata Anna sebal sambil menggembungkan
pipi nya besar-besar.
“Bukannya gitu, An! Lagian, dia itu
perfect banget mana mungkin dia suka sama gue.”
“Hah, terserah lo aja deh. Gue mah
iya aja!”
“Ya lagian lo juga—“ Ucap Alfa
berhenti ketika menyadari seorang guru perempuan muda masuk kedalam kelas dan
menuliskan jadwal. Pelajaran akan benar-benar dimulai pada hari esok.
Bel pulang sekolah akhirnya
berbunyi. Anna dengan segera keluar kelas setelah guru benar-benar memberi izin
untuk pulang. Sore ini Anna dan Alifia akan pergi jalan-jalan bersama beberapa
teman SMP lainnya. Anna buru-buru keluar kelas agar tidak terkena macet dijalan
dan tertinggal teman-temannya yang mungkin sudah berkumpul. Namun, saat
dikoridor sekolah, sesuatu terjadi,
BRUK!BERSAMBUNG
follow, MikiMizu_ (twitter) and Musyafaahdewi (IG)
Thanks