Story About A, part 2
Bel pulang sekolah akhirnya
berbunyi. Anna dengan segera keluar kelas setelah guru benar-benar memberi izin
untuk pulang. Sore ini Anna dan Alifia akan pergi jalan-jalan bersama beberapa
teman SMP lainnya. Anna buru-buru keluar kelas agar tidak terkena macet dijalan
dan tertinggal teman-temannya yang mungkin sudah berkumpul. Namun, saat
dikoridor sekolah, sesuatu terjadi,
BRUK!
“Eh? Maaf ngga sengaja” Seru Anna ikut
membantu membereskan beberapa buku yang terjatuh kelantai akibat ia bertabrakan
dengan seorang.
“Iya nggak apa, biar gue aja yang
beresin” Seru laki-laki itu pula yang merasa tak enak karena ia berfikir bahwa
ia lah yang menabraknya.
“Anna?” Lanjut laki-laki itu saat
tengah mengetahui siapa gerangan gadis yang berada didepanya.
“Hah?” Seru Anna terkejut pula
mengetahui siapa lelaki itu.
“Hai, gimana kabarnya?”
“Emh, baik kak. Kak Reza sendiri
gimana?” Jawab Anna sedikit gugup. Ia teringat beberapa tahun lalu, ia sempat
mengungkapkan sebuah perasaan kepada Reza. Yang dilakukan Anna itu semata-mata
hanya karena kalah dalam permainan Truth
or Daer. Namun diluar dugaan, Reza malah menanggapi nya dengan serius. Dan
mulai saat itu, Reza terus mengejar Anna, dan dengan sekuat tenaga pun Anna
berusaha menjauh karena ia tak mau mengecewakan Reza.
“Baik juga, kamu sekolah disini?
Kebetulan sekali, kakak juga baru kemarin pindah kesini”
“Pindah? Emh, ee.. Kak, sebenernya
dari dulu ada yang pengen aku jelasin sama Kak Reza”
“Apa?” Raut muka bahagia Reza
berubah menjadi raut penasaran. Perasaan nya berkata, Anna akan mengucapkan hal
yang tak ia inginkan.
“Soal waktu itu, waktu aku ngungkapin
sesuatu sama kak Reza, sebenarnya—“
“Oh, yang itu. Iya aku udah tahu
kok, kamu melakukan itu cuma karena kalah main ToD, kan?” Ujar Reza memotong
ucapan Anna, ia sebenarnya sudah tau tentang hal ini lama sebelum mereka
bertemu saat ini. Namun, perasaan dalam diri Reza tak juga berubah untuk Anna,
ia tetap akan mengejar Anna.
“Kak Reza tau? Maaf ya kak, aku
nggak bermaksud mainin perasaan Kak Reza” Anna terkejut akan Reza yang ternyata
sudah tau tentang hal itu.
“Iya, nggak apa. Lagian perasaan aku
sama kamu masih sama kok”
“Emh, maaf kak aku harus pergi” Anna
buru-buru pergi sebelum Reza akan benar-benar memintanya untu menjalin hubungan
lebih dari sekedar kakak dan adik kelas.
“Kenapa? gara-gara kakak ngomong
gitu ya? Maaf An, bukan maksud—“
“Nggak kok kak, aku emang lagi ada
janji sama temen-temen. Aku pergi dulu kak, see you” Ucap Anna dengan cepat
memotong kata-kata Reza.
Sore itu, bahkan Anna tidak tau
harus bagaimana menyikapi sikap Reza yang terus saja mengejarnya. Apa ia tidak
tau akan perasaan Anna yang telah lama mengagumi seorang yang selalu berada
disampingnya, seorang yang tak pernah menyatakan cinta pada siapapun termasuk
dirinya. Bahkan Anna tidak yakin apakah lelaki itu memiliki hati untuk
mencintai seorang.
Anna pergi dengan perasaan yang
berkecamuk, antara senang dan sedih bertemu kembali dengan Reza. Seorang lelaki
yang hampir saja menghancurkan persahabatannya dengan Afnan. Yah, Afnan, ia
paling menentang Anna untuk bermain cinta dengan sembarang lelaki. Ia tak ingin
Anna merasa sakit hati, pun mereka masih masa-masa masuk remaja. Usia mereka baru
saja 16 tahun, artinya mereka masih labil dalam menyingkapi masalah. Afnan
takut jika Anna nantinya akan terbawa dengan manisnya cinta dan menghiraukan
pahitnya, yang mungkin akan melukai perasaan Anna dengan cepat.
Malam telah tiba, Anna baru saja pulang
setelah jalan-jalan bersama teman-temannya. Ia duduk diantara jendela kamar. Melihat
suasana malam saat itu, begitu indah. Bintang bertaburan diatas sana. Ditambah
bulan yang sepertinya tak juga lelah menyinari gelapnya bumi beberapa pekan
ini.
Anna teringat kembali akan sosok
itu. Sosok yang selama ini mampu membiusnya untuk merasakan cinta yang selalu
ditentang oleh sahabatnya, Afnan. Afnan yang bahkan tak pernah tau siapa sosok
lelaki itu.
Drrrtt.. (WhatsApp masuk)
“An,
sepertinya gue mulai menyukai seorang” Dan kenyataan nya, kini Afnan
sendiri pun mulai memiliki perasaan terhadap seorang. Bahkan ia sendiri yang
sudah melarang Anna untuk sembarang mengatakan cinta.
Mulai malam itu, Afnan sering
bercerita akan sosok yang dikaguminya pada Anna. Anna merasa bingung dalam hal
ini. Karena ternyata sosok yang membuat perasaan Afnan tidak karuan, adalah
Alifia. Alifia, yang selama ini tidak ia sadari tengah membuat dua hati saling
mencintai nya dalam diam. Pun dua hati itu adalah Afnan dan Alfa yang sudah
berteman lama.
Alfa sendiri pun juga sering bercerita
akan perasaan nya pada Anna. Anna memang seorang yang sangat tepat untuk
bercerita. Anna selalu memberi solusi yang baik pada Afnan dan Alfa. Meski
dalam kenyataan, Anna tak mampu menyelesaikan masalahnya sendiri. Termasuk
masalah hati nya, yang selama ini pun diam-diam menaruh hati pada Afnan,
sahabatnya.
Tentu rasa sesak yang begitu
menyiksa dirasakan Anna. Ia tak pernah menyadari bahwa ternyata selama ini
Afnan menyukai sahabatnya, Alifia. Sahabat yang menyukai sahabatnya sendiri.
Afnan tidak tau bahwa selama ini Anna mengagumi nya, Anna selalu mengorbankan
segala nya untuk Afnan. Namun, Afnan lebih memilih mengorbankan segala nya
untuk Alifia.
BERSAMBUNG
Thanks yang udah baca, jan lupa follow ig: musyafaahdewi dan twitter: MikiMizu_ yah! Tunggu part selanjutnyaa^^