Sabtu, 24 Desember 2016

(CERBUNG) Story About A, Part 2

Story About A, part 2

            Bel pulang sekolah akhirnya berbunyi. Anna dengan segera keluar kelas setelah guru benar-benar memberi izin untuk pulang. Sore ini Anna dan Alifia akan pergi jalan-jalan bersama beberapa teman SMP lainnya. Anna buru-buru keluar kelas agar tidak terkena macet dijalan dan tertinggal teman-temannya yang mungkin sudah berkumpul. Namun, saat dikoridor sekolah, sesuatu terjadi,
            BRUK!
            “Eh? Maaf ngga sengaja” Seru Anna ikut membantu membereskan beberapa buku yang terjatuh kelantai akibat ia bertabrakan dengan seorang.
            “Iya nggak apa, biar gue aja yang beresin” Seru laki-laki itu pula yang merasa tak enak karena ia berfikir bahwa ia lah yang menabraknya.
            “Anna?” Lanjut laki-laki itu saat tengah mengetahui siapa gerangan gadis yang berada didepanya.
            “Hah?” Seru Anna terkejut pula mengetahui siapa lelaki itu.
            “Hai, gimana kabarnya?”
            “Emh, baik kak. Kak Reza sendiri gimana?” Jawab Anna sedikit gugup. Ia teringat beberapa tahun lalu, ia sempat mengungkapkan sebuah perasaan kepada Reza. Yang dilakukan Anna itu semata-mata hanya karena kalah dalam permainan Truth or Daer. Namun diluar dugaan, Reza malah menanggapi nya dengan serius. Dan mulai saat itu, Reza terus mengejar Anna, dan dengan sekuat tenaga pun Anna berusaha menjauh karena ia tak mau mengecewakan Reza.
            “Baik juga, kamu sekolah disini? Kebetulan sekali, kakak juga baru kemarin pindah kesini”
            “Pindah? Emh, ee.. Kak, sebenernya dari dulu ada yang pengen aku jelasin sama Kak Reza”
            “Apa?” Raut muka bahagia Reza berubah menjadi raut penasaran. Perasaan nya berkata, Anna akan mengucapkan hal yang tak ia inginkan.
            “Soal waktu itu, waktu aku ngungkapin sesuatu sama kak Reza, sebenarnya—“
            “Oh, yang itu. Iya aku udah tahu kok, kamu melakukan itu cuma karena kalah main ToD, kan?” Ujar Reza memotong ucapan Anna, ia sebenarnya sudah tau tentang hal ini lama sebelum mereka bertemu saat ini. Namun, perasaan dalam diri Reza tak juga berubah untuk Anna, ia tetap akan mengejar Anna.
            “Kak Reza tau? Maaf ya kak, aku nggak bermaksud mainin perasaan Kak Reza” Anna terkejut akan Reza yang ternyata sudah tau tentang hal itu.
            “Iya, nggak apa. Lagian perasaan aku sama kamu masih sama kok”
            “Emh, maaf kak aku harus pergi” Anna buru-buru pergi sebelum Reza akan benar-benar memintanya untu menjalin hubungan lebih dari sekedar kakak dan adik kelas.
            “Kenapa? gara-gara kakak ngomong gitu ya? Maaf An, bukan maksud—“
            “Nggak kok kak, aku emang lagi ada janji sama temen-temen. Aku pergi dulu kak, see you” Ucap Anna dengan cepat memotong kata-kata Reza.
            Sore itu, bahkan Anna tidak tau harus bagaimana menyikapi sikap Reza yang terus saja mengejarnya. Apa ia tidak tau akan perasaan Anna yang telah lama mengagumi seorang yang selalu berada disampingnya, seorang yang tak pernah menyatakan cinta pada siapapun termasuk dirinya. Bahkan Anna tidak yakin apakah lelaki itu memiliki hati untuk mencintai seorang.
            Anna pergi dengan perasaan yang berkecamuk, antara senang dan sedih bertemu kembali dengan Reza. Seorang lelaki yang hampir saja menghancurkan persahabatannya dengan Afnan. Yah, Afnan, ia paling menentang Anna untuk bermain cinta dengan sembarang lelaki. Ia tak ingin Anna merasa sakit hati, pun mereka masih masa-masa masuk remaja. Usia mereka baru saja 16 tahun, artinya mereka masih labil dalam menyingkapi masalah. Afnan takut jika Anna nantinya akan terbawa dengan manisnya cinta dan menghiraukan pahitnya, yang mungkin akan melukai perasaan Anna dengan cepat.
            Malam telah tiba, Anna baru saja pulang setelah jalan-jalan bersama teman-temannya. Ia duduk diantara jendela kamar. Melihat suasana malam saat itu, begitu indah. Bintang bertaburan diatas sana. Ditambah bulan yang sepertinya tak juga lelah menyinari gelapnya bumi beberapa pekan ini.
            Anna teringat kembali akan sosok itu. Sosok yang selama ini mampu membiusnya untuk merasakan cinta yang selalu ditentang oleh sahabatnya, Afnan. Afnan yang bahkan tak pernah tau siapa sosok lelaki itu.
            Drrrtt.. (WhatsApp masuk)
            “An, sepertinya gue mulai menyukai seorang” Dan kenyataan nya, kini Afnan sendiri pun mulai memiliki perasaan terhadap seorang. Bahkan ia sendiri yang sudah melarang Anna untuk sembarang mengatakan cinta.
            Mulai malam itu, Afnan sering bercerita akan sosok yang dikaguminya pada Anna. Anna merasa bingung dalam hal ini. Karena ternyata sosok yang membuat perasaan Afnan tidak karuan, adalah Alifia. Alifia, yang selama ini tidak ia sadari tengah membuat dua hati saling mencintai nya dalam diam. Pun dua hati itu adalah Afnan dan Alfa yang sudah berteman lama.
            Alfa sendiri pun juga sering bercerita akan perasaan nya pada Anna. Anna memang seorang yang sangat tepat untuk bercerita. Anna selalu memberi solusi yang baik pada Afnan dan Alfa. Meski dalam kenyataan, Anna tak mampu menyelesaikan masalahnya sendiri. Termasuk masalah hati nya, yang selama ini pun diam-diam menaruh hati pada Afnan, sahabatnya.
            Tentu rasa sesak yang begitu menyiksa dirasakan Anna. Ia tak pernah menyadari bahwa ternyata selama ini Afnan menyukai sahabatnya, Alifia. Sahabat yang menyukai sahabatnya sendiri. Afnan tidak tau bahwa selama ini Anna mengagumi nya, Anna selalu mengorbankan segala nya untuk Afnan. Namun, Afnan lebih memilih mengorbankan segala nya untuk Alifia.

BERSAMBUNG
Thanks yang udah baca, jan lupa follow ig: musyafaahdewi dan twitter: MikiMizu_ yah! Tunggu part selanjutnyaa^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar