Story About A
Part 3
2 tahun berlalu.
Persahabatan yang telah dibangun entah mengapa
kini hanya menjadi sebuah sampah yang patut dibuang dan dilupakan. Satu
setengah tahun lalu terbentuk sebuah geng dengan anggota Alfa, Alifia, Afnan,
Anna dan Anisa –teman sebangku Anna dikelas-. Namun, entah setelah kejadian
Afnan menembak Alifia di depan umun, persahabatan itu kini semakin lama semakin
dilupakan
Alfa sengaja menjauhi Alifia demi
Afnan. Anna sengaja menjauhi Afnan pula demi Alifia. Semua kini menjadi rumit.
Seakan tak kan pernah ada lagi canda dan tawa yang hadir menemani mereka. Hanya
hasrat cinta dan pengorbanan yang tak kunjung terungkap kebenaran nya, dan
sebuah harapan untuk bersatu yang tak mungkin dapat tercapai dengan mudah.
Semua berlangsung cukup lama dan tak
ada satu kemajuan pun untuk mengembalikan keadaan semula. Jarak kini semakin
jauh memisahkan mereka. Hingga sapa pun tak pernah terucap lagi walau hanya
satu kata.
Dddrrrrrtr.. (WhatsApp Mesengger)
“Malem,
An” Sapaan itu, walau hanya berupa tulisan mampu membuat hati Anna kembali
mencelos merasakan rasa kecewa yang begitu mendalam padanya.
“Iya?”
Balas Anna singkat
“Beberapa
bulan ini, gue ngerasa ada yang beda sama lo? Kenapa ngga pernah nge-chat gue?
Ngga pernah nyapa dan main sama gue lagi!” –Afnan-
“Beda?
Nggak kok, gue biasa aja. Gue masih sama kek Anna yang lo kenal dulu” –Anna-
“Tapi,
gue ngerasa jarak diantara kita semakin lebar. Gue takut nggak akan bisa
temenan sama lo lagi. Kalo gue punya salah yang ngga gue sadari, lo ngomong
aja. Biar gue bisa memperbaiki diri gue” –Afnan-
Tulisan terakhir dari Afnan tersebut
membuat Anna ingin membanting handphone nya. Ia begitu ingin melepas Afnan
untuk Alifia, namun sulit. Karena mungkin hati nya sudah terikat pada Afnan.
Anna juga ingin sekali lagi mengulang masa-masa bahagia nya bersama Afnan.
Malam itu, Anna langsung tertidur
tanpa membalas pesan dari Afnan. Ia berharap dapat bangun dengan segar tanpa
seorang pun tau bahwa ia baru saja menitikkan berbutir-butir air dari mata nya.
“Hei, Anna!” Seru Alifia berlari
menghampiri Anna. Pagi itu, Anna sedang jogging seorang diri. Ia merasa
kekurangan semangat hari itu.
“Iya?”
“Ada yang mau gue omongin sama lo. Maafin gue ya” Ujar
Alifia saat langkah lari mereka telah sejajar.
“Maaf untuk?”
“Semua nya. Gue ngerasa persahabatan
kita jadi rusak hanya karena gue.”
“Nggak kok, bukan karena lo.”
“Tapi, An, gue ngerasa sejak
kejadian Afnan nembak gue kita udah jarang bareng lagi. Gue tau mungkin
diantara kalian ada yang kecewa akan hal itu.” Langkah mereka terhenti. Anna
dan Alifia duduk di kursi taman yang kosong pagi itu.
“Nggak ih, mungkin emang karena
sibuk sama tugas masing-masing, jadi nya kita jarang bareng lagi.” Ujar Anna
menutupi segala kekecewaan nya.
“Sebenernya gue mau jelasin sesuatu
sama kalian. Tapi, kita nggak pernah ada waktu buat kumpul.”
“Jelasin apa?”
“Sebenernya gue sama Afnan nggak
pacaran.”
“ Nggak pacaran? Tapi waktu itu? Dia
nembak lo, trus lo terima kan?” Tanya Anna yang mulai bingung dengan perkataan
Alifia.
“Nggak setelah gue tau lo punya
perasaan sama dia. Lo suka sama dia kan, Anna?”
“Ha? Nggak, gue biasa aja kok sama
dia.” Tutup Anna berusaha agar hanya dia seorang yang tau akan perasaan nya
pada Afnan.
“Jujur, An. Gue udah tau semua nya.
Gue juga ada alasan lain kenapa gue nolak dia.”
“Gue, gue sejujurnya.. gue suka sama
Alfa.” Lanjut Alifia, membuat Anna berhenti meneguk minuman botol nya.
“Alfa? Sejak kapan? Gue ngga pernah
tau ya?” Tanya Anna karena terkejut dengan pernyataan Alifia.
“Bukan nya lo tau, An? Gue kayaknya
pernah bilang sama lo deh!”
“Gue nggak inget.”
“Gue emang udah suka sama Alfa sejak
SD. Gue sama Alfa dulu deket dan gue nyaman, tapi gue cuma mengartikan nyaman
itu sebagai teman. Dan waktu di SMP, gue baru nyadar kalo yang gue rasain
selama ini itu cinta.” Alifia menjelaskan dengan detail apa yang terjadi pada
Anna.
“Okeh kayaknya banyak kesalahfahaman
diantara kita. Jadi kesimpulan nya, nggak ada satu pun diantara kita berlima yang
punya hubungan special lebih dari sahabat, kan? Ampun! Maaf ya gue udah salah
faham sampe harus jauhin lo”
“Iya, gue juga minta maaf. Janji ya,
sekarang nggak cinta-cintaan lagi”
“Iya. Tapi, kayaknya Alfa juga suka
sama lo deh!”
“Anna! Jangan bikin gue baper deh!
Udah ah, jangan ngomongin itu lagi!” Seru Alifia malu-malu kesal pada Anna.
Mulai saat itu, persahabatan mereka berlima kembali lagi.
Kini, bukan masalah cinta yang
merisaukan mereka. Namun, ujian tryout dan ujian nasional yang tengah membuat
kepala mereka hampir saja pecah. Mereka pun kini selalu belajar bersama di
malam minggu. Walau minggu adalah hari bersantai, tapi tetap saja bagi mereka
malam minggu lebih baik digunakan untuk belajar, satu hal yang pasti mendasari
keinginan mereka adalah, jomblo.
“Anna, Anisa. Lo berdua ngerasa aneh
nggak sih sama Alfa akhir-akhir ini?’ Ujar Alifia. Anna, Anisa dan Alifia
sedang menunggu kedatangan Afnan dan Alfa disebuah taman.
“Aneh apa nya?” Tanya Anna yang
masih saja sibuk dengan Handphone nya. Sedang Anisa hanya mendengarkan.
“Gue kemaren denger ada yang bilang
katanya Alfa jalan berdua gitu sama cewek.”
“Oh, jadi lu cemburu ye? Bilang aja
keles.” Timpal Anisa.
“Nggak, ah. Ngapain gue cemburu,
orang bukan siapa-siapa gue.”
“Jujur aja deh. Kita kan temen,
boleh kali tau segalanya.”
“Gue nggak cemburu, cuma kecewa
dikit.”
“Tuh, kan, sabar ya Alifia sayang.
Masih ada kita kok. Peluk sini peluk, uuhhh.”
Mereka bertiga berpelukan ala teletubis, lucu. Namun menenangkan.
Tak seberapa lama akhirnya Alfa dan
Afnan datang. Seperti biasa kedatangan mereka selalu membuat kerusuhan. Tak
seperti biasa pula, kerusuhan tak berlangsung lama karena mereka harus belajar
untuk menghadapi try out dihari esok. Mereka harus mempersiapkan segala nya
agar semua menjadi mudah.
Hari berganti hari. Semua kini
menjadi normal semenjak kejujuan Alifia pada Anna beberapa minggu yang lalu.
Mereka berlima pun kini tak ada yang menyinggung tentang hubungan Alifia dan
Afnan sebelum nya. Alfa bahagia, begitupun dengan Anna. Dan juga Anisa.
Try out terakhir sebelum ujian nasional dimulai. Ruang ujian
mereka tengah di acak. Hanya Anna dan Anisa yang mendapat satu kelas yang sama.
Sedang Alfa, Alifia dan Afnan menempati kelas yang berbeda.
“Guys, kek nya gue jatuh cinta lagi
deh.” Seru Afnan memecah keheningan di taman sekolah setelah try out untuk hari
pertama selesai.
“Ha? Jatuh cinta? Sama siapa?”
“Rachma, anak MIA 2.”
“Lah, itu kan temen sekelas gue. Kok
lu bisa kenal?” Seru Alifia terkejut, karena bagaimana pun juga Rachma adalah
seorang gadis kutu buku yang susah sekali dekat dengan orang yang tidak dikenal
nya.
“Ruang ujian nya sekelas sama gue.
Bagi pin nya dong, lo kan temen nya.” Pinta Afnan memohon pada Alifia.
“Ogah, minta aja lu sendiri.”
“Temen macam ape lu, dasar!” Seru
Afnan sambil menjulurkan lidah nya. Alifia dan yang lain hanya bisa tertawa
cekikikan. Afnan memang seorang yang gampang jatuh cinta meski hanya dalam satu
kali pandang.
Try out dalam beberapa hari akhirnya
selesai. Namun, mereka berlima –Alfa, Alifia, Afnan, Anna dan Anisa- tak dapat
setenang yang lainnya. Karena dengan berakhirnya try out kali ini, ujian
nasional semakin dekat. Resah, namun tak seperti Afnan yang kini malah bahagia
karena sudah mendapat kontak dari Rachma dan mulai mendekati nya.
Anna sedikit kecewa -lagi-. Setelah
Alifia teman nya sendiri, kini teman Alifia tengah didekati Afnan. Anna sedikit
demi sedikit mencoba melupakan perasaan nya. Karena bagaimanapun juga, sebesar
apapun pengorbanan dan perhatian yang di berikan Anna, Afnan tak akan pernah
berpaling mendekatinya. Anna berfikir, Afnan memang benar-benar hanya
menganggapnya sebagai sahabat.
“Gimana hubungan lo sama temen gue,
Rachma?”
“Emh, yagitu deh. Keknya dia udah
mulai suka sama gue. Tinggal sedikit lagi, pasti gue berhasil jadian sama dia.”
Seru Afnan, masih sibuk dengan ponsel nya.
“Yakin lu diterima? Nggak trauma
udah di tolak temen sendiri.” Timpal Anisa membuat mereka semua tertawa
terbahak tanpa henti, mengingat cinta nya yang ditolak mentah-mentah oleh
Alifia beberapa bulan yang lalu.
“Anna!” Seru Alifia dan Anisa
bersama kala tawa mereka mulai mereda.
“Apa?” Tanya Anna yang masih saja ingin
tertawa melihat ekspresi Afnan kala itu. Afnan kesal, namun wajahnya lucu
seperti anak kecil yang baru saja terkena cubitan ibu nya.
“Nggak kok. Haha” Jawab Anisa. Anna
sebenarnya tau apa yang dimaksud Anisa dan Alifia saat itu. Namun, ia tak mau
terlalu menunjukkan rasa cemburu nya.
“Nanti sore gue mau ngungkapin
perasaan gue. Lu pada temenin ya, ditaman kompleks jam 4. Oke? Gue balik dulu
yah, see you!”
“Ekhem, para ciwi-ciwi kek nya pada
nutupin sesuatu nih dari gue. Apa hayo!” Seru Alfa saat Afnan tengah pergi.
“Apaan dah lu, ikutan aja. Udah sono
lu balik juga. Ntar sore telat dibantai Afnan mampus lu!”
Sore telah tiba. Anna, Alifia dan
Anisa, tiga gadis yang dikenal selalu ceria itu pergi ke taman menepati janji
nya untuk menemani Afnan yang ingin mengungkapkan perasaan nya pada Rachma.
Alfa tengah berada di sana bersama Afnan. Sedang Rachma, belum terlihat sama
sekali.
Mereka menggelar sebuah kain tipis
ditengah taman. Makanan dan minuman terletak diantaranya. Semua ini adalah ide
dari Alfa untuk membantu Afnan mencari Alasan saat mengajak Rachma keluar.
Setelah beberapa saat akhirnya Rachma datang.
Afnan tak langsung mengungkapkan
perasaan nya. Ia mula-mula memperkenalkan Alfa, Anna dan Anisa yang baru
dilihatnya sore itu. Sebenarnya mereka sudah saling bertemu, namun tak mengenal
satu sama lain. Mereka mengobrol kesana-kemari hingga jam dan menit pun berlalu
begitu cepat.
“Emh, Rachma, lu udah punya cowok?”
Tanya Anisa berbasa-basi karena melihat Afnan yang tengah bersiap untuk mengungkapkan
sesuatu pada nya.
“Belum sih, gue belum punya cowok.”
Jawab Rachma sambil sibuk mengutak-atik ponsel nya.
“Beneran?” Tanya Afnan mempertegas.
Dalam hati nya ia sangat bahagia. Tangan nya yang ia sembunyikan di belakang
punggung kini pelan-pelan ia keluarkan sambil memegang setangkai bunga mawar
berwarna pink.
“Sebenernya, gue—“ Lanjut Afnan
terhenti meneguhkan hati nya. Bersiap untuk mengatakan sesuatu.
“Kalau boleh jujur, gue.. gue—“
BERSAMBUNG
Tunggu part selanjutnya yeth. Jan lupa follow ig: Musyafaahdewi dan twitter: MikiMizu_
Terimakasih^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar