Story about A
Part 6
Keesokan harinya, Anna dan Anisa jalan bersama ke sebuah mall dipusat kota. Seperti biasa mereka selalu mencari tempat makan untuk sekedar duduk dan mengobrol bersama.
“An, gue mau cerita soal cowok.” Ujar Anisa setelah mereka selesai memesan minum dan makanan ringan.
“Cowok? Wah lu udah taken ya? Nggak bilang-bilang, ih!”
“Nggak, gue belum taken. Masih PDKT’an gitu sih.”
“Siapa emang cowoknya? Gue kenal nggak?” Tanya Anna yang mulai penasaran dengan lelaki yang diceritakan Anisa tersebut.
“Ini nih, keren kan dia? Temen satu fakultas gue dikampus.” Ujar Anisa memperlihatkan foto pada handphone nya dan mulai bercerita panjang lebar. Anisa bilang, lelaki itu yang selalu membantu nya mengerjakan tugas, mengajaknya makan bersama, jalan-jalan bahkan memperkenalkan Anisa dengan orangtua nya. Tapi, hingga kini Anisa bilang hubungan mereka masih sekedar berteman.
“Kok wajahnya familiar ya buat gue? Kayak pernah lihat.” Ujar Anna mengomentari foto lelaki itu.
“Iya? Lihat dimana?” Seru Anisa yang sedari tadi tak henti-henti nya tersenyum saat menceritakan lelaki yang bahkan Anna saja belum tau namanya.
“Nggak tau, gue lupa. Pokoknya wajah dia nggak asing buat gue. Namanya siapa?”
“Andi, keren ya?”
“Hm, biasa aja sih.” Seru Anna tertawa dan menghindar dari serangan Anisa yang tak rela lelaki yang disukai nya itu diremehkan.
“Hei Anna, Anisa!” Sapa seorang mendekat pada Anna dan Anisa.
“Ini gue Rachma, ingat?”
“Oh, Rachma! Yaampun lo tambah cantik aja, sampe-sampe gue nggak ngenalin loh!” Seru Anisa mencoba mencakal karena ia sempat tak mengenali gadis tersebut.
“Ah, apaan deh lo. Gimana kabar kalian?”
“Baik kok, baik banget malah.” Jawab Anna.
“Oh iya, ini temen gue nama nya Sinta.”
“Sinta?” Seru Anna dan Anisa terkejut karena wajah dan nama gadis itu tidak asing bagi mereka.
“Iya, Sinta.” Kini giliran gadis itu yang berbicara
“Ini yang sepupunya Alfa, yang kita salah sangka itu bukan sih, An?” Bisik Anisa pada Anna yang juga berfikir demikian.
“Oh, kalian yang temen se-geng nya Alfa itu ya? Gue Sinta sepupunya. Alfa bilang kalian sempat salah faham karena ngira gue gebetannya dia, ya? Tenang aja, bukan kok.” Ujar Sinta sambil tertawa karena mendengar nama Alfa disebut-sebut.
“Ehehe, maaf ya! Nggak bermaksud apa-apa kok.”
Setelah pembicaraan demikian, mereka mulai akrab. Rachma masih sama seperti dahulu, ramah. Dan menurut Anna juga Anisa, Sinta adalah salahsatu gadis dengan selera humoris yang tinggi, cocok dengan mereka yang juga lebih senang diajak bercanda.
Hari berlalu, tinggal menunggu hari esok liburan semester akan datang. Liburan dimana Alfa, Alifia, Afnan, Anna dan Anisa dapat berkumpul kembali.
Dan hari esok pun datang. Seperti biasa Anna datang bersama dengan Anisa. Afnan dan Alfa sudah menunggu ditempat yang mereka janji kan untuk berkumpul. Sedang Alifia belum ada kabar.
“Maaf gue nggak bisa datang dulu, mendadak ada urusan keluarga dan gue harus ikut.” Kata Alifia setelah mereka berhasil menelfonnya menggunakan ponsel Anisa.
“Yaudah, have fun ya! Sekali lagi maaf.” Ujar Alifia lagi karena mereka mengungkap kekecewaan nya tentang Alifia yang mendadak ada urusan.
Akhirnya mereka menjalani pertemuan itu hanya berempat. Sebenarnya itu sempat membuat Alfa sedikit lega, karena dengan itu ia dapat bebas bercerita tentang perasaan nya yang telah lama ia pendam untuk Alifia.
Alfa menunjukkan semua pesan nya dengan Alifia di whatsapp. Terlihat sekali Alfa ingin mengatakan pada Alifia tentang perasaan nya. Namun, Alifia hanya merespon nya dengan biasa saja. Anna juga Anisa sebenarnya pun telah berkata yang sesungguhnya tentang Alifia yang juga mencintai nya. Namun, ia sedikit tak percaya karena sifat Alifia yang cuek padanya.
‘An, ini Alifia kan ya?’ Ponsel Anna bergetar dan muncul pesan dari Rachma. Rachma mengirim gambar seorang gadis yang duduk diseberang meja sambil tersenyum pada lelaki disampingnya.
‘Iya. Dimana itu? Kalian lagi keluar bareng? Itu siapa yang cowok?’ Balas Anna dengan cepat.
‘Jadi hari ini keluarga gue lagi meet up gitu sama temen lama nya nyokap bokap. Dan ternyata yang dimaksud itu keluarga Alifia. Masa kata adek gue, nyokap mau ngedeketin abang gue sama Alifia coba.’ –Rachma-
‘Abang lu? Oh, yang nama nya Andre itu ya? Alifia juga pernah cerita soal itu ke gue. Mereka jadi di jodohin?’ –Anna-
‘Gue nggak tau juga sih, An. Kalo emang bener gimana dengan Alfa? Bukannya mereka udah jadian ya?’ –Rachma-
‘Dilanjut nanti aja, An. Gue lagi sibuk diajak ngobrol mulu dari tadi. Dahh.’ Lanjut Rachma mengakhiri obrolan itu.
Karena takut mengecewakan Alfa, Anna hanya menunjukkan obrolan nya dengan Rachma pada Anisa. Berharap Anisa dapat mengerti bagaimana Alfa kelak bila Alifia benar-benar akan dijodohkan dengan makhluk bernama Andre itu.
“Loh, ini kan.." Pekik Anisa dengan suara melengkingnya. Semua orang yang ada disekitar mulai memandanginya dengan berbagai ekspresi, ada yang terganggu ada pula yang menatap dengan tatapan membunuh."Ini kan.."
BERSAMBUNG
Tidak ada komentar:
Posting Komentar